Pada tanggal 22 Mei 2018, Mata kuliah Menejemen Desa Wisata membahas tentang Peran,Fungsi serta manfaat kegiatan monitoring dan evaluasi secara umum hingga bagaimana penerapannya dibidang desa wisata. Peran kegiatan monitoring atau mengawasi hingga ke kegiatan evalusai yang membahas tentang salah,benar dan kekurangan suatu kegiatan di desa wisata supaya dapat menjadi lebih baik dan berkelanjutan di nantinya sangatlah penting. Tidak hanya tentang mengawasi desa wisata itu sudah sesuai dan layak menjadi desa wisata saja namun monitoring juga dapat di terapkan tentang hal - hal extelnal yang dapat mempengaruhi keberlangsungan desa wisata.
Kelompok saya, mendapatkan aspek paket wisata untuk membuat tabel sebagai bahan untuk kegiatan monitoring. Paket wisata termasuk hal utama dalam desa wisata. Sebuah desa wisata dikatakan demikian jika mempunyai untuk pariwisata yang dapat ditawarkan ke wisatawan salah satunya dengan bentuk paket wisata. Dalam membentuk paket wisata yang sesuai dan baik untuk suatu desa wisatatentu diperlukan poin - poin dan indikator terkait perancangan untuk pelaksanaannya. Berikut adalah tabel hasil diskusi kelompok 3.
Objective yang pertama adalah mengenai efiensi. Efisiensi mengenai waktu pelaksanaan tentu penting terkait bagaiaman nantinya sebuah paket wisata akan dilaksanakan selama apa, jarak antar aktraksi terkait pembuatan rundown acara dan kesesuaian rute paket wisata suapaya jangan sampai harus kembali ke tempat sebelumnya dan memakan waktu lebih lama. Harga paket harus menjadi bahan untuk monitoring. Kesesuaian harga dengan kegiatan yang ditawarkan,kesesuaian tingkat kemahalan paket wisata yang masih masuk akal dan bagaimana harga tersebut bisa flexsibel terkait jumlah wisatawan yang datang seperti akan lebih murah jika wisatawan yan datang dalam jumlah rombongan. Selanjutnya yang tak kalah penting adaldah tentang tingkat kepuasan wisatawan mengenai paket yang ditawarkan sehingga paket wisata ini dapat dijual terus menerus dan mendapatkan wisatawan tetap yang akan terus kembali dan minimnya keluhan dari wisatawan selama melaksanakan paket wisatawan juga perlu dalam indikator.
Dengan beberapa objek dan indikator tersebut, paket wisata dapat menjadi bahan motinoring yang baik dan dapat menjadi acuan perancangan paket wisata yang sesuai dengan keadaan desa dan diminati wisatawan.
Blog ini berisi informasi mengenai pariwisata. Saya masih belajar dan akan terus belajar. Saya senang jika menerima kritik dan saran. Semoga dapat bermanfaat.
Kamis, 24 Mei 2018
Selasa, 13 Maret 2018
Resume diskusi lembaga desa wisata
Kelembagaan di Desa Wisata
1.Struktur Organisasi yang perlu ada di Desa Wisata :
1.Struktur Organisasi yang perlu ada di Desa Wisata :
Ketua sebagai pengevaluasi dari semua tugas yang telah dikerjakan divisi dibawahnya. Ketua bertugas untuk menampung semua hasil tugas divisi lain dan memberi keputusan, tindakan apa yang akan dilakukan setelah semua pihak telah melaksanakan tugasnya. Ketua disini mempunayi tugas sebagai cerminan dari lembaga desa wisata. Sekretaris berkaitan tentang membantu ketua mengolah data yang telah di kumpulkan oleh divisi lain. Semua persoalan administrasi dan dokumen adalah tugas sekretaris yang mengurusi. Bendahara bertugas mengatur pendapatan dan pengeluarkan di desa wisata.
Sie yang pertama adalah sie pemasaran. Pemasaran disini perlu untuk bagaimana mempromosikan desa wisata sehingga dapat bersaing dengan desa wisata lainnya dan berkaitan tentang publikasi ke masyarakat luas mengenai desa baik melalui brosur ataupun lewat sosial media. Sie kebersihan dan keamanan sangat bertanggung jawab mengenai citra desa di wisatawan yang datang. Menjaga keadaan tetap bersih dan aman sehingga masyarakat lokal dan wisatawan bisa nyaman selama berwisata. Humas terkait dengan kerjasama internal dalam desa dan kerjasama desa dengan pihak lainnya seperti komunitas dan kelembagaan di luas desa. Sie lapangan adalah pengawas atraksi di desa apakah terus berjalan lancar. Melihat langsung keberlangsungan kegiatan yang ada di desa dan memantau apakah kegiatan yang di lakukan wisatwan di desa berjalan dengan lancar. Sie sarana prasara lebih kepada infrastukur di desa apakah aman dan berjalan dengan baik termasuk mengenai petunjuk jalan,akses dan keadaan di dalam desa. Jika ada kerusakan, sie ini bertanggung jawab melapor dan memberikan solusi. Sie Pengembangan lebih terakit bagaimana menjalankan desa yang terus berjalan baik dengan adalah pengembangan pengembangan yang direncanakan bersama.
Siapa saja yang perlu terlibat dalam lembaga desa wisata?
1.Masyarakat lokal (semua elemen)
2.Pemerintah
3.Komuntias (UKM)
Contoh desa wisata yang lembaganya berjalan dengan baik :
Desa Wisata Tembi
1.Mengembangkan desa wisata kreatif
2.Bapak Daud sebagai ketua desa wisata selalu aktif untuk pertemuan pertemuan mengenai bahasan pengembangan desa wisata hingga keliling Indonesia.
3.Melibatkan masyarakat lokal (Mengajari membuat tempe kedelai, guide berasal dari masyarakat lokal)
4.Tidak melibatkan investor
5.Masyarkat lokal sudah mempunyai bagian tugas masing masing dalam menjalankan desa wisata
6.Petemuan ruitn 3 bulan sekali mengenai evalusi adan pengembangan desa wisata
7.Masyarakat yang sadar wisata (Paham mengenai desa wisata,hospitalitas)
Desa Wisata yang lembaganya berjalan kurang baik :
Desa Wisata Kembangarum
1.Dicabut ijinnya sebagai desa wisata
2.Tidak melibatkan masyarakat untuk menjalankan desa wisata
3.Mendatangkan investoruntuk bekerjasama mendapatkan keuntungan yang besar.
4.Membangun desa menjadi konsep modern
5.Tidak menonjolkan keunikan khas desa.
Sabtu, 10 Maret 2018
Travel Writing to Desa Wisata Ngringinan
Travel writing
Desa Wisata
Ngringinan.
Pada tanggal 10
Maret 2018 saya melakukan perjalanan kegiatan kuliah lapangan mata kuliah
Manajamen Desa Wisata menuju Desa Wisata Ngringginan. Saya berangkat bersama
beberapa teman saya dengan meeting point
di Kopma UGM . Perjalanan yang kami tempuh untuk sampai ke Desa Wisata
Ngringinan sekitar 1 jam. Desa Wisata Ngringinan secara administratif masuk
Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan luas sekitar 0,25 Km (seperempat kilometer) persegi yang dibagi 10 RT
dengan jumlah 495 KK dengan jumlah penduduk sekitar 1.408 jiwa. Mata
pencaharian sebagian besar penduduk adalah petani, buruh serta sebagian kecil
pedagang, wirausaha dan sisanya pegawai pemerintah. Tujuan kami ke desa
tersebut adalah untuk observasi potensi desa sehingga kami bisa membuat paper
mengenai pengembangan desa supaya lebih maju. Dalam perjalanan kami menuju desa
lancar karena jalannya hanya lurus menuju bantul dan akses jalan hingga desa
sudah baik, mobil pun bisa masuk. Sesampainya di desa, kami berhenti di depan
Museum Peninggalan Jaman Belanda dan bertanya ke warga sekitar dimana rumah
Bapak Widi yang mengelola desa wisata dan ternyata rumah beliau berapa di
belakang museum. Kami sampai pukul 7:46 pagi dan menunggu teman-teman yang lain
sampai. Bertemu dengan bapak Widi, beliau sangat ramah dan mempersilhkan kami
untuk masuk mendengarkan penjelasan singkat tentang Desa Wisata Ngringginan.
Bapak Widi
menjelaskan bahwa Desa Wisata Ngringinan adalah desa wisata yang baru setahun
dan ingin mempunya brand herigate and
culture rural tourism karena di desa tersebut terdapat banyak peninggalan
Belanda . Ada 7 peninggalan Belanda di desa antara lain museum,pabrik
kereta,irigasi,stasiun,rel,sekolah,pasar dan rumah sakit. Untuk keunikan produk
di desa wisata adalah pembuatan madu mongso yang dibina oleh Ibu Andriani.
Wisatawan yang datang di desa wisata ini bisa kut membuat mad mongso,emping dan
tempe. Ada wisata alam juga seperti kegiatan di sawah dan kegiatan budaya
seperti bermain lesungdan pertunjukan toprak.
Alasan kenapa desa wisata ini ingin menjadi desa yang heritage, karena desa ini mempunyai
cagar budaya. Bapak Widi mengajak
sebagian dari kami ikut ke Gereja Ganjuran sambil berjalan kaki melihat-lihat
suasana desa. Sata berjalan kaki cukup lama karena jaraknya yang cukup jauh,
kami bisa melihat homestay dan warung-warung milik warga sekitar. Ada 25
homestay yang ditawarkan ke wisatwan yang mayoritas memilih paket wisata
setengah hari dan sebagian besar wisatawan lainnya berkunjung untuk ziarah
karena ada beberapa pemakaman yang kami lewati untuk menuju kompleks gereja. Bapak Widi juga menjelaskan wisatawan manca
negara juga tertarik datang ke desa untuk menikmati kegiatan di sawahnya. Sampai
di komplek gereja, kami menuju pendopo tempat dimana biasanya diadaka
perkumpulan kegiatan ataupun kegiatan berdoa antara umat beragama.
Selanjutnya
kami menuju gereja yang sangat unik karena terbuka dan berbentruk pendopo juga,
Ddisana kami juga melihat patung Yesus dan Budna Maria memakai pakaian jawa.
Masyarakat di desa sangatlah menjunjung tinggi toleransi antara umat beragamanya
disana. Setelah dari gereja, kami menuju candi yang berbentuk candi Hindu namun
di dalamnya ada patung Yesus. Tidak hanya umat beragama katholik saja yang bisa
berdoa disana, muslim dan hindu juga bisa berdoa dan meditasi ke candi yang
dibuat karena atas dasar syukur. Setelah dari candi kami kembali ke rumah Bapak
Widi dengan berjalan kaki bersama untuk bertemu ibu Andriani menjelaskan
tentang bagaimana beliau merintis usahanya membuat madu mongso dar Tahun 2011
yang sekarang menjadi oleh-oleh khas dari Desa Wisata Ngringinan. Penjelasan
yang disampaikan Ibu Andriani berakhir hinggal separuh dari kelompok kami
kembali ke rumah Bapak Widi dan kami bersama-sama makan siang. Setelah makan
siang sekitar pukul 12:00 kami berpamitan untuk kembali pulang dan tak lupa
berterima kasih banyak atas segala pembelajaran dan informasi selama di desa
wisata ini kepada Ibu Indriani dan Bapak Widi serta dosen kami.
Sabtu, 24 Februari 2018
TOKOH WAYANG : Dewi Subadra
- Dewi Subadra -
Dewi Subadra/Roro Ireng
Asal Usul Wayang :
Subadra lahir sebagai putri bungsu pasangan Basudewa dan Rohini, istrinya yang lain. Subadra dilahirkan setelah kedua kakaknya, yaitu Kresna dan Baladewa, membebaskan Basudewa yang dikurung oleh Kamsa di penjara bawah tanah. Kemudian Ugrasena, ayah Kamsa, diangkat menjadi raja di Mathura dan Subadra hidup sebagai putri bangsawan di kerajaan tersebut bersama dengan keluarganya.
Subadra dan Arjuna memiliki seorang putra, bernama Abimanyu. Saat Pandawa kalah main dadu dengan Korawa, mereka harus menjalani masa pembuangan selama dua belas tahun, ditambah masa penyamaran selama satu tahun. Subadra dan Abimanyu tinggal di Dwaraka sementara Arjuna mengasingkan diri di hutan. Pada masa-masa itu Abimanyu tumbuh menjadi pria yang gagah dan setara dengan ayahnya.
Subadra dan Arjuna memiliki seorang putra, bernama Abimanyu. Saat Pandawa kalah main dadu dengan Korawa, mereka harus menjalani masa pembuangan selama dua belas tahun, ditambah masa penyamaran selama satu tahun. Subadra dan Abimanyu tinggal di Dwaraka sementara Arjuna mengasingkan diri di hutan. Pada masa-masa itu Abimanyu tumbuh menjadi pria yang gagah dan setara dengan ayahnya.
2.Watak Dewi Subadra :
Dewi Sumbadra diyakini sebagai titisan Bathari Sri Widowati, istri
Bathara Wisnu. Ia mempunyai watak; setia, murah hati, baik budi, sabar
dan jatmika (selalu dengan sopan santun), menarik hati/merakati dan
mudah tersinggung. Sumbadra menikah dengan Raden Arjuna, satria Pandawa
putra Prabu Pandu, raja negara Astina dengan Dewi Kunti, dan dikaruniai
seorang putra yang diberi nama Angkawijaya/Abimanyu. Ia tinggal di
taman Banoncinawi, Kadipaten Madukara wilayah negara Amarta.
Dewi Sumbadra adalah seorang putri dari Prabu Basudewa dan istri dari Arjuna, dimana dia digambarkan sebagai tokoh Wayang perempuan yang sangat cantik, sederhana, dan memiliki senyum yang menawan dengan mata yang indah.
Ia juga terkenal dalam
budaya pewayangan Jawa sebagai seorang putri anggun, lembut, tenang,
setia dan patuh pada suaminya. Ia merupakan sosok ideal priyayi putri
Jawa. Subadra yang sewaktu kecil bernama Rara Ireng mempunyai dua orang
kakak yaitu Kakrasana yang kemudian menjadi raja Mandura bergelar Prabu
Baladewa dan Narayana yang kemudian menjadi raja di Dwarawati dengan
gelar Prabu Sri Batara Kresna. Subadra menikah dengan salah satu anggota
Pandawa yakni Arjuna. Dari rahim Sumbadra inilah lahir Abimanyu yang
kelak kemudian akan menurunkan Prabu Parikesit.
Rara Ireng bermata jaitan, bermuka tenang. Bersanggul keling dan sebagian rambut terurai.
Berjamang dan bersunting waderan. Bergelang dan berpontoh. Sesudah
menjadi Wara Sumbadra, putri ini tak mau lagi mengenakan pakaian serba
keemasan dan tak mau pula menggunakan mutu manikam.
3.Keunikan tokoh wayang :
Dewi Sembadra di mata saya
adalah sebuah tokoh atau karakter wayang yang cukup unik, dalam
pewayangan Jawa, Dewi Sembadra dikenal sebagai sosok ideal priyayi putri
Jawi. Dengan pembawaan yang lembut, anggun, tenang, namun mampu
bersikap tegas bila diperlukan. Sebagai produk blasteran Jawa saya
sempat merasa bahwa dalam pewayangan tidak ada tokoh perempuan yang
berjaya, pastiii semuanya menderita. Termasuk karakter Dewi yang saya
jadikan id blog ini, faktanya dia menjadi istri ke-4 dari Arjuna, Dia
mati tertusuk pisau si Burisrawa, walau akhirnya dihidupkan kembali oleh
Antareja, Anak kesayangannya harus mati muda di medan perang.Dewi
Sembadra dalam tradisi pewayangan Jawa merupakan salah satu tokoh
penting dalam Wiracarita Mahabharata, kisah epik Hindu. Ia adalah puteri
Prabu Basudewa (Raja di Kerajaan Surasena), dan juga merupakan saudara
tiri Krishna atau Kresna. Subadra (Dewi Sembadra menurut ucapan Jawa)
ini yang merupakan penjelmaan dari Dewi Sri adalah istri pertama dari
Arjuna (putra Pandu ketiga), dan ibu dari Abimanyu. Ia juga terkenal dalam budaya
pewayangan Jawa sebagai seorang putri anggun, lembut, tenang, setia dan
patuh pada suaminya. Ia merupakan sosok ideal priyayi putri Jawa.
Subadra yang sewaktu kecil bernama Rara Ireng mempunyai dua orang kakak
yaitu Kakrasana yang kemudian menjadi raja Mandura bergelar Prabu
Baladewa dan Narayana yang kemudian menjadi raja di Dwarawati dengan
gelar Prabu Sri Batara Kresna. Subadra menikah dengan salah satu anggota
Pandawa yakni Arjuna. Dari rahim Sumbadra inilah lahir Abimanyu yang
kelak kemudian akan menurunkan Prabu Parikesit.
4.Kesamaan watak dengan tokoh .
Dewi Subadra adalah wayang yang tenang,sopan dan anggun . Saya adalah orang yang pembawaannya santai dan suka memakai baju yang terlihat anggun. Walaupun embawaanya santai, dewi Subadra ada;ah wanita yang tegas. Walaupun saya terlihat tenang, saya juga orang yang tegas dalam mengambil satu keputusan. saya juga orang yang sabar dalam hal menunggu dan menjalani suatu urusan. Saya patuh pada aturan dan saya adalah pribadi yang setia. Subadra adalah orang yang sederhana Saya juga bukan wanita yang repot akan penamampilan. Saya suka memakai pakaian yang simple dan berrias tidak berlebihan.
http://caritawayang.blogspot.co.id/2015/04/subadra.html
http://wowasiknya.com/tokoh-wayang-perempuan/
Materi 4 Efek dari Desa Wisata dan Pembuatan Kembali Desa Wisata
Pembuatan desa wisata menimbulkan dampak negatif dan positif. Efek dari adanya desa wisata yang baru atau pengubahannya berdampak pada berbagai bidang seperti dalam bidang sosial,ekonomi,budaya hingga bentuk fisik buatu bangunan dan lingkungan hidup sekitar perdesaan. Semua aspek tersebut berpengaruh pada adanya desa wisata dampak tersebut baik positif maupun negatif.
Dampak positif dari adanya desa wisata :
1.Bidang Sosial dan Ekonomi :
a.Menjadi alternatif penghasilan
b.Mengurangi kesenjangan gender. Di desa wisata semua gender dapat bekerja sesuai persan mereka.
c.Menumbuhkan suatu komunitas masyarakat yang baik.
d.Pengembangan dan pemanfaatan terkait dengan potensi desa wisata tersebut secara berkelanjutan
e.Mengembangkan daerah menjadi tempat yang berpopulasi
2.Bidang Budaya :
a.Menunjukan suatu hal yang khas di desa wisatanya menjadi terkenal.
b.Membuat warga selalu bangga akan identitas dirinya.
3.Bentuk fisik akan bangunan dan lingkungan
a.Desa wisata turut berkontribusi untuk konservasi dan perlindungan terhadap lingkungan.
b.Membantu potensi pendaur-ulangan barang bekas dan menjadikan suatu desa menjadi ramah lingkungan.
Dampak negatif dari desa wisata :
1.Bidang Sosial dan Ekonomi
a.Gangguan pada struktur masyarakat yang berdampak pada perekonomian yang kurang merata.
b.Pendapatan yang musiman.
2.Bidang Budaya :
a. Budaya seakan menjadi hal yang dijual demi pemasukan desa .
b.Isu Exploitasi
3.Bentuk fisik bangunan dan lingkungan :
a.Habitat desa yang berubah-rubah demi kepentingan desa wisata
b.masuknya polusi.
Efek dari adanya desa wisata dari berbagai aspek dan dampak positif dan negatifnya memang menjadi persoalan yang dramatis. Perubahan yang terjadi di desa wisata bisa dari hal yang terkecil hingga besar.
Mulai dari lahan,pertumbuhan ekonomi serta perubahan pada aktifitas desa dapat berubah-ubah demi kegiatan desa wisata yang berkelanjutan.
Dampak positif dari adanya desa wisata :
1.Bidang Sosial dan Ekonomi :
a.Menjadi alternatif penghasilan
b.Mengurangi kesenjangan gender. Di desa wisata semua gender dapat bekerja sesuai persan mereka.
c.Menumbuhkan suatu komunitas masyarakat yang baik.
d.Pengembangan dan pemanfaatan terkait dengan potensi desa wisata tersebut secara berkelanjutan
e.Mengembangkan daerah menjadi tempat yang berpopulasi
2.Bidang Budaya :
a.Menunjukan suatu hal yang khas di desa wisatanya menjadi terkenal.
b.Membuat warga selalu bangga akan identitas dirinya.
3.Bentuk fisik akan bangunan dan lingkungan
a.Desa wisata turut berkontribusi untuk konservasi dan perlindungan terhadap lingkungan.
b.Membantu potensi pendaur-ulangan barang bekas dan menjadikan suatu desa menjadi ramah lingkungan.
Dampak negatif dari desa wisata :
1.Bidang Sosial dan Ekonomi
a.Gangguan pada struktur masyarakat yang berdampak pada perekonomian yang kurang merata.
b.Pendapatan yang musiman.
2.Bidang Budaya :
a. Budaya seakan menjadi hal yang dijual demi pemasukan desa .
b.Isu Exploitasi
3.Bentuk fisik bangunan dan lingkungan :
a.Habitat desa yang berubah-rubah demi kepentingan desa wisata
b.masuknya polusi.
Efek dari adanya desa wisata dari berbagai aspek dan dampak positif dan negatifnya memang menjadi persoalan yang dramatis. Perubahan yang terjadi di desa wisata bisa dari hal yang terkecil hingga besar.
Mulai dari lahan,pertumbuhan ekonomi serta perubahan pada aktifitas desa dapat berubah-ubah demi kegiatan desa wisata yang berkelanjutan.
Kamis, 15 Februari 2018
Materi 3 Kegiatan Wisata di Desa Wisata.
Materi 3
Kegiatan Wisata di Desa Wisata.
Keanekaragaman hayati pedesaan sangatlah beragam beberapa di antaranya terdaftar di badan lokal
atau regional seperti dewan pariwisata dan pihak berwenang, sementara yang lainnya
tidak. Lingkungan pedesaan memiliki sejarah dalam pengelolaannya dan tujuan berbagai macam kegiatan berwisata.
Hubungan simbiosis ini memiliki dampak penting pada lingkungan dan aktivitas.
Beberapa wilayah pedesaan telah dibentuk untuk kesenangan rekreasi elit seperti yang ada di negara Eropa.
Berbagai kegiatan wisata dan rekreasi di pedesaan :
1.
Petualangan .
Mendaki,menaiki kuda,berkeliling desa menggunakan sepeda atau mencoba
motor cross. Kegiatan ini dapat dilakukan di wilayah pedesaan yang bebas
kendaraan bermotor.
2.
Kegiatan berkaitan dengan air .
Bermain di air, memancing,menyelam,berselancar,berenang.
Kegiatan ini dapat dilakukan jika dewa wisata berapa di bibir pantai dan
sudah terjamin keamanan akan waspada bencana alam panta/lautnya.
3.
Kegiatan di udara
Naik balon udara.
4.
Berolahraga
Bendaki,berolahraga bersama warga desa.
5.
Kegiatan budaya
Mengunjung destinasi wisata budaya,meneliti sesuatu yang khas pada desa
tersebut.
6.
Kegiatan yang menyehatkan
Spa dengan ramuan khas yang didapatkan dari desa
Senam bersama warga desa
7.
Relaksasi
Mencari pemandangan indah dan melepas beban penat
8.
Melihat perayaan
Melihat suatu festival atau pertunjukan daerah
9.
Perjalanan bisnis
10.
Melakukan rapat di tempat perdesaan atau
kegiatan incentive di perdesaan.
Selasa, 13 Februari 2018
Hasil Diskusi kelompok 5 Desa Wisata Nglanggeran
Hasil Diskusi
kelompok 5 Desa Wisata Nglanggeran
1.
Profil Singkat Desa Nglanggeran .Desa Nglanggeran terletak di Kecamatan Patuk Kabupaten Gunung Kidul D.I.Y. Tata guna lahan sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian,perkebunan,ladang dan perkarangan. Pola kepemilikan tanah disebut dimiliki sebagai kas desa. Potensi yang dimiliki yaitu Gunung Api Purba,tanaman tremas (tanaman obat yang hanya bsa hidup di Gunung Api Purba),kera ekor panjang disekitar gunung purba juga kegiatan seni dan budaya lokal. Jadi, ada 2 (dua) potensi pengembangan di kawasan tersebut yaitu ekowisata dan desa wisata.
Sejarah Desa Wisata Nglanggeran yaitu sebelum tahun 1999 keadaan desa tersebut gersang lalu dengan adanya karang taruna kondisi desa menjadi lebih hijau dan memunculkan dampak positif seperti memperluas lahan pertanian,menampung air,menambah daya tarik untuk wisata.
Sudah
termasuk pariwisata berbasis masyarakat karena pada tahun 2007 dibuatlah sebuah
lembaga BPDW (Badan Pengelola Desa Wisata) yang melibatkan komponen seluruh
masyarakat dari ibu PKK,kelompok tani,pemerintah desa dan karang taruna.Maka
dari itu Desa Nglanggeran dapat disebut pariwisata berbasis masyarakat karena
ide pengembangan desa wisata berasal dari masyarakat lokal.
4.Atraksi
yang ditawarkan.
a. Paket
wisata bertani disawah.
b. Budidaya
ikan laut.
Kegiatan
Budaya Lokal :
a. Paket
belajar tata lokal (unggah-ungguh) yang berupa tata krama budaya jawa.
b. Paket
belajar karawitan.
c. Paket
kesenian jatilan.
Kegiatan
Petualangan :
a.Tracking
gunung api purba.
b. Panjat
tebing.
c.Flying Fox
d.Sunset dan
Sunrise.
5.Desa Wisata
Nglanggeran sebagai Desa Wisata Terbaik.
Penghargaan :
Desa wisata
terbaik 1 Indonesia dan menerima penghargaan ASEAN CBT AWARD 2017 di Singapura.
Alasannya :
1.Mampu
memberikan kontribusi kesejateraan sosial.
2.Melibatkan
kepengurusan dari masyarakat.
3.Menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan.
4.Mondorong
terjadinya interaksi antara masyarakat lokal dengan wisatawan.
5.Menyediakan
jasa perjalanan wisata dan pramuwisata yang berkualitas.
Rabu, 07 Februari 2018
Materi 2 Pariwisata Berbasis Masyarakat
Materi 2
Pariwisata berbasis masyarakat.
Pariwisita berbasis masyarakat muncul karena kurangnya
kesejateraan masyarakat di tempat terpencil yang sangat membuntuhkan bantuan
dan hanya dapat bergantung dari pemerintah. Dengan keadaan yang ertambah buruk,
munculnya pemikiran untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor yang akan
dikembangkan termasuk untuk membantu keadaan yang kesusaah tersebut. Awalnya
sektor pengembangan pariwisata tidak berjalan mulus malah dampak negatif. Merusak sumber daya alam mereka dan mendapatkan
manfaat yang sedikit dari pariwisata. Untungnya muncul pemikiran masyarakat
yang ingin berkembang dan menyampaikan pemikiran mereka untuk menjadi lebih
baik ke pihak pemerintah dengan cara mengikutsertakan pariwisata di dalamnya.
Tren masuknya sektor pariwista juga dibantu oleh lembaga negara di Indonesia
yang sadar akan pariwisata berkelanjutan. Hal yang menawarkan tentang
menonjolnya budaya dan kearifan lokal menjadi hal yang sangat menarik bagi
calon wisatawan. Kegiatan pariwisata yang
melibatkan lingkungan juga adaa beberapa macam seperti ekowisata,wisata
petualangan,agrowisata namun hal ini berbeda dengan CBT. Keberadaan ekowisata
sendiri memang menjadi tren juga Prinsip partisipasi masyarakat aktif dalam
pariwisata semakin luas penerimaan. PBB
mendeklarasikan tahun 2002 sebagai "Tahun Internasional Ekowisata ".
Peningkatan profil yang menguntungkan dan menguntungkan ini di profil
internasional.
Pariwisata berbasis masyarakat ini bukan tentang bagaimana
mereka bisa berguna untuk pariwisata, namun tentang bagaimana pariwisata dapat
berguna untuk membangun kesejateraan mereka. Jenis wisata ini berbeda dengan mass tourism pada umumnya. Pariwisata
ini harus mempunyai prinsip,gagasan yang mendasar. Bukan hanya sekedar bisnis
dengan keuntungan yang maksimal namun lebih ke bagaimana sumber daya masyarakat
dan lingkungan dapat berkembang dengan baik.
Sistem ini juga sangat beresiko, jika salah ambil tindakan maka akan
menyebabkan bencana dan oleh akrena itu tidak sembarangan orang yang akan
mengurus sistem Community Based Tourism
(CBT) atau Pariwisata Berbasis Masyarakat ini. CBT ini juga sebagai alat untuk pengembangan
masyarakat sekaligus lingkungannya. Lingkungan ini mencangkup rangkaian lengkap
sosial,budaya, ekonomi bahkan politik.
Prinsip CBT adalah selalu melibtakan masyarakat asli dari awal
proses, mempromosikan kebanggan potensi daerah yang dimiliki,meningkatkan
kualitas hidup,menghormati keberagaman perbedaan yang ada di masyarakat dan
saling berkontribusi untuk proyek masyarakat. Definisi CBT sendiri adalah
pariwisata yang bertujuan meningkatkan kesejaterahan masyarakat lokal baik dari
aspek sosial,budaya dan dikelola dari maskarayat,untuk masyarakat dan oleh
masyarakat dengan cara mengajak pengunjung belajar dan ikut langsung kegiatan
mereka sehari-harinya. Ada 4 (empat)
elemen dalam Pariwisata berbasis masyarakat ini yaitu sumber daya alam dan
budaya, Organisasi masyarakat, Pengelolahan dan pemberlajaran. CBT berbeda
dengan ekowisata. Jika ekowisata mementingkan sumber daya alam dan budaya untuk
mempertahankan keunikan, CBT mengutamakan SDA untuk kebutuhan masyarakatnya.
Dalam mempersiapkan masyarakat yang siap menjalankan
kegiatan wisata ini ada langkah – langkah membangun kapasitas masyarakat yang
siap yaitu :
1. Pilih tujuan.
2. Selesaikan studi kelayakan kerjasama dengan masyarakat
3. Tetapkan visi dan tujuan dengan masyarakat
4. Mengembangkan rencana untuk mempersiapkan masyarakat mengelola pariwisata
5. Tetapkan arahan untuk manajemen organisasi
6. Merancang program tur
7. Latihlah panduan penafsir
8. Mengembangkan rencana pemasaran
9. Luncurkan program tur percontohan
10. Pantau dan evaluasi prosesnya
2. Selesaikan studi kelayakan kerjasama dengan masyarakat
3. Tetapkan visi dan tujuan dengan masyarakat
4. Mengembangkan rencana untuk mempersiapkan masyarakat mengelola pariwisata
5. Tetapkan arahan untuk manajemen organisasi
6. Merancang program tur
7. Latihlah panduan penafsir
8. Mengembangkan rencana pemasaran
9. Luncurkan program tur percontohan
10. Pantau dan evaluasi prosesnya
Langganan:
Postingan (Atom)